tidak ada yang lebih baik

Berhenti di pinggir jalan menyisir sekitar dengan beberapa tanda tanya, tapi yang terlintas dikepalaku pertanyaan kenapa bukan pertanyaan apakah. selalu kenapa yang pada akhirnya tidak bisa dijawab hanya dengan kata iya dan tidak. semakin paham semakin kita terbiasa menghilangkan pertanyaan apakah, karena semua harus di terima kepala sesuai dengan alasan. misal pertanyaan apakah aku salah makan soto kuahnya sedikit? maka jawabannya iya dan tidak, iya bagi orang yang seleranya sama, tidak bagi orang yang mempertahankan eksistensi soto pemeran utamanya adalah kuahnya. tapi mari kita ubah dengan pertanyaan kenapa supaya kita tau alasan yang lebih mudah kita terima. pada akhirnya yang di tangkap oleh mata lalu di terima oleh kepala, kita butuh pertanyaan yang tepat untuk kita tanyakan.

kembali berjalan menyusuri jalanan yang lurus, belokan juga tanjakan, didahului pengendara lain. lantas adakah yang lebih baik seisi jalanan itu. tidak ada, bukan selalu yang lebih cepat jalannya yang lebih baik, bukan yang jalannya pelan yang buruk tapi memang menyesuaikan waktu yang baik dengan tujuannya. Allah selalu akan memberi masa yang baik untuk hambanya, berangkatnya sama kamu lalu tengah jalan bareng orang lain karena masanya sudah selesai. ditengah jalan kamu pada akhirnya ketemu sama yang kamu cari kerena itu sudah waktunya. kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi di perjalanan panjang ini, tapi kita harus terus membiasakan diri membuat pertanyaan yang tepat untuk kita tanyakan. 

aku turun dari motorku, motor satu-satunya bahan bakarku, mengantarkan aku kepada emosi sedih, senang, marah, kecewa dan juga yang sering menertawakanku ketika aku berjalan tanpa tujuan. aku melepas helmku, oia lupa tidak pakai helm karena barusan aku cuman ke depan rumah untuk mengisi perut juga mencari nafas untuk tetap hidup.

Posting Komentar

Tinggalkan jejak disini :)
Posting Komentar