[Review Book] Man's Search For Meaning: Mencari Makna Hidup by Viktor E. Frankl

Review buku Man's Search For Meaning karya Viktor E.Frankl berfokus pada pencarian makna hidup, buku best seller dunia.

duduksebentar.website – Buku terjemahan best seller karya Viktor E.Frankl, bagi orang yang berprofesi dokter, psikoterapis maupun psikiater mungkin tidak akan asing lagi dengan nama beliau, tapi bagi kita orang awam mungkin akan asing. Mari akan saya kenalkan sedikit tentang beliau, Viktor Frankl seorang dokter neurologis dan psikiater yang kebanyakan dikenal dengan teori logoterapinya, berfokus pada pencarian makna hidup untuk menjadikan hidup berkualitas.

Man’s Search Meaning telah diterjemahkan dalam 49 bahasa dan 190 edisi, cukup membuat penasaran isi bukunya bukan, kenapa bisa best seller hampir di seluruh dunia. Menurut Los Angeles Times mengatakan “jika Anda membaca satu buku di tahun ini, Anda pasti memilih buku dr. Frankl ini”. Kutipan tersebut ada di halaman pertama buku, dan bahkan Harold Kushner mengatakan buku ini salah satu buku terbaik sepanjang zaman.

Baca juga : [Review Book] Duduk Dulu : Jangan Lupa Jadi Manusia Karya Syahid Muhammad

Well, Buku psikologi terjemahan ini secara garis besar berisi tentang upaya bertahan hidup. Seperti buku terjemahan pada umumnya, terkadang istilah di buku ini membuat kita harus berpikir lama, buku dengan 233 halaman ini membuat aku pribadi tidak bisa begitu cepat menyelesaikannya, namun halaman demi halaman terselesaikan dengan cerita pengalaman penulis selama di Kamp Konsentrasi Nazi (sebuah camp yang didirikan untuk memenjarakan lawan Nazi). Fankl seorang dokter psikiater yang pada akhirnya menjadi tawanan selama bertahun-tahun, setiap hari mengamati teman-teman sekitarnya yang mulai putus asa dengan kehidupannya, begitupun Fankl. Kegiatan fisik dan siksaan yang berat tidak seimbang dengan asupan yang diberikan pada tawanan, mengeluh sakit-pun menjadi hal yang tidak berguna. Berbagai profesi menjadi satu di kamp konsentrasi, sama sekali tidak memandang bulu, setiap tawanan harus siap mengikuti perintah sang Capo dan Tentara SS. Setiap mimpi, cita-cita, gols hidupnya yang dibangun sebelumnya oleh para tawanan seolah-olah hal mustahil akan terwujud. Mimpi para tawanan saat ini sama; keluar dari kamp konsentrasi dan berkumpul kembali dengan keluarganya. Kenyataannya setiap hari baginya seperti mimpi buruk yang jika boleh memilih lebih milih tidak terbangun sekalian dari tidurnya. Seperti tidak ada harapan hidup lagi, tidak sedikit juga yang pada akhirnya memilih untuk bunuh diri. 

Para tawanan sepakat selama di kamp konsentrasi menganggapnya sebagai pengalaman paling buruk, namun tidak sedikit juga yang menganggap dibalik kerapuhan fisik dan jiwanya masih ada sedikit harapan untuk bisa terbebas, dari sana juga bisa membentuk dirinya menjadi pribadi yang bersyukur atas kebaikan-kebaikan kecil. Para tawanan memiliki cara tersendiri dalam mengatasi keadaan mereka secara menarik, Fankl berpendapat bahwa kita tidak bisa menghindari penderitaan tapi kita dapat memilih bagaimana cara mengatasinya, menemukan makna di setiap penderitan dengan tujuan yang baru.

"Jika hidup benar-benar memiliki makna. Maka harus ada makna di dalam penderitaan. Karena penderitaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Meskipun penderitaan itu merupakan nasib dan dalam bentuk kematian. Tanpa penderitaan dan kematian hidup manusia tidak sempurna". Kutipan tersebut ada pada saat Frankl menceritakan tawanan di kamp konsentrasi, dibalik penderitaannya yang kurang tidur, makan dan berbagai bentuk tekanan mental; kebebasan batin diri sendirilah yang menuntukan sikap dalam setiap keadaan.

Tentu Frankl meringkas pengalaman selama bertahun-tahun lengkap dengan makna yang bisa dipetik di setiap peristiwa. Ada satu visi Fankl yang membuat aku tersentuh, jika-pun beliau harus mati– harus dalam keadaan mati bermakna. Keyakinan tersebut yang membuat karya ini lahir, jika tidak di penjara mungkin Frankl tidak akan menuliskan buku yang bisa mengubah mindset banyak orang, bagaimana kita yang tidak akan bisa di pisahkan dengan penderitaan mampu menemukan makna hidup dibaliknya.

Baca juga : 5 Cara Menumbuhkan Kebiasaan Membaca Buku

Frankl juga menuliskan teori Logoterapi secara ringkas lengkap dengan cerita pengalaman pasien-pasiennya selama ditanganinya, banyak hal yang akan kita dapat setelah membaca buku ini, tentu diiringi dengan gerak maju. I know it will be hard, yang namanya belajar harusnya seumur hidup bukan, begitupun dengan mencari pasti akan menemukannya bukan? Buku mencari makna hidup ini akan selalu relete dengan banyak orang sepanjang zaman kehidupan di dunia. Itu salah satu yang membuat buku ini laris sepanjang zaman.

Rate : 9/10
Penulis : Viktor E. Frankl
Halaman : 233 
Cetakan : ke-11
Penerbit : Noura Books



 

 

تعليقان (2)

  1. Loh aku kira ini buku fiksi loh, ternyata non fiksi ya... soalnya beberapa temenku baca ini juga cuma kayak kurang tertarik akhirnya aku skip aja, tapi ternyata lumayan juga isinya. Ini kayak memoir gitu bukan sih? bukan ya?
  2. non fiksi rasa fiksi sih wkwk. Iya bener tulisan memoir, jadi dr.Frankl mencerikan secara detail pengalaman kelamnya di empat kamp konsentrasi yang berbeda, semacam dikemas seperti storytelling gitu tulisannya. Salutlah pokoknya sama optimismenya bertahan hidup dan bagaimana cara mencari makna hidup dibalik penderitaan hidupnya.
    ini tuh buku psikologi, mungkin yang jadi gak menarik karena banyak bahasa klinisnya, bagi orang awam bakal banyak searchingnya sih. tapi overall buku ini cocok buat semua orang.
Tinggalkan jejak disini :)
إرسال تعليق