duduksebentar.website — Kalau dulu ditanya penulis favoritku siapa, jawabanku selalu sama; tidak ada. Karena memang dari dulu aku membaca buku selalu menyesuaikan dengan kondisiku, jadi memang tidak mengidolakan siapa-siapa. Namun, ketika aku bertemu dengan buku yang berjudul Duduk Dulu karya Bang Iid, begitu sapaan akrabnya di media sosial, aku jadi mengidolakan beliau, mengoleksi buku-bukunya bahkan menanti-nanti karyanya, sejatuh cinta itu dengan rangkaian kalimat yang beliau sajikan di setiap bukunya. Kali ini aku akan mereview buku Duduk Dulu, buku pertama yang membuatku pada akhirnya menjatuhkan diriku untuk mengidolakan beliau.
Duduk dulu merupakan buku non fiksi/self improvement karya Syahid Muhammad. Jika kalian tertarik dengan kesehatan mental maka buku ini harus jadi listbook kalian selanjutnya, cocok juga dengan kalian yang butuh telinga, entah kenapa aku merasa selama menghabiskan tiap kalimat dibuku ini selalu merasa ada dua–arah yang saling mengerti, seperti selalu di suntik semangat dengan kalimat-kalimatnya.
Jika sebelumnya selalu ingin cepat-cepat menyelesaikan buku yang sedang dibaca, berbeda dengan buku ini, aku benar-benar pelan menghabiskan tiap kata, tak ingin cepat-cepat habis, begini kali ya rasanya bertemu dengan yang benar-benar bikin nyaman. Aku habiskan buku tipis ini sebulan lebih, banyak part yang aku ulang-ulang bukan karena tidak mengerti tapi karena aku merasa seperti sedang duduk berdiskusi dengan diri sendiri, merasa saling mencoba mengerti. Merasa seperti ada obrolan dua arah.
Banyak yang aku dapat dari buku ini, bagaimana selalu mengingatkan bahwa sebenarnya diri hanya seorang manusia yang tidak sempurna. Ada semoga penulis untuk kita yang sudah selesai membaca buku ini ;
“semoga di sini, kamu bisa merasa pulang atau setidaknya jadi tahu perlu pulang kemana”.
Dan aku sudah menemukan harus pulang kemana. Sekarang giliranmu, semoga kamu temukan harus pulang kemana.
Rate : 10/10
Penulis : Syahid Muhammad
Halaman : 234
Cetakan : ke-11